Tittle : Destiny
Author : @chaca_adiesta
Main cast :
- • Byun Baekhyun
- • Park Chanyeol
- • Xiao Luhan
- • Oh Sehun
Other Cast :
·
Wu Yi Fan
·
Pemain bisa tambah setiap
partnya jika dibutuhkan ._.V
Genre : Romance, Angst,
Drama.
Typos! No Plagiat! And NO SILENT RIDERS !
~oOOo~
Luhan memegang erat satbelt mobil ketika Chanyeol
melajukan mobilnya dengan kecepatan maximum menuju rumahnya. Luhan merasa mual
dan sedikit takut dengan kondisi saat ini. Chanyeol benar-benar mengerikan saat
ini.
‘Bugh’
Luhan kaget setengah mati ketika Chanyeol membanting
pintu mobilnya setelah mereka sampai dirumah. Dengan cepat Luhan berlari
mengejar Chanyeol yang telah masuk duluan kedalam kamar mereka. Perlahan suara
pintu kamar terbuka,Luhan melongokkan kepalanya terlebih dahulu dari balik
pintu kedalam kamarnya yang gelap karena ternyata Chanyeol sama sekali tidak
menyalakan lampu kamar.
“Channie...” panggil Luhan pelan dan dilihatnya Chanyeol
tengah berdiri dibalkon kamarnya.
Dengan ragu tapi pasti Luhan berjalan mendekat kearah
Chanyeol,sedikit kaget ketika dirinya melihat punggung Chanyeol naik turun.
Tanpa pikir panjang Luhan langsung melingkarkan kedua tangannya dipinggang
Chanyeol dan merebahkan kepalanya dipunggung Chanyeol.
“Kau kenapa Channie?” tanya Luhan pelan,tidak ada maksud
sama sekali untuk semakin mengacaukan mood Chanyeol semakin buruk.
Chanyeol masih terdiam,Luhan menghela nafasnya. Lalu
melepaskan pelukannya dipinggang Chanyeol tadi.
“Tidak apa jika kau tidak mau menceritakannya sekarang
padaku,tapi kita itu telah menikah jadi aku berhak tahu apa yang membuatmu
seperti ini. Karena aku juga suamimu..” Kata Luhan lalu pergi meninggalkan
Chanyeol yang masih betah ditempatnya.
“Apa kamu bisa membayangkan orang yang sudah kita anggap
mati,tiba-tiba dia hadir dihadapanmu dalam keadaan hidup dan nyata?”
Langkah Luhan terhenti diambang pintu ketika Chanyeol
membuka suaranya dengan suara berat dan bergetar. Luhan membalikkan tubuhnya
kearah Chanyeol yang sama sekali tidak merubah posisinya.
“Ma-maksudmu?” bingung Luhan.
“Anniya,pergilah. Aku sedang ingin sendiri.”
Luhan semakin terpaku ditempatnya,sosok Chanyeol ini
adalah sosok Chanyeol yang ditemuinya 5tahun silam. Chanyeol yang tengah
terpuruk akan batinnya. Luhan merasa berada kembali ditahun seperti dulu
dirinya bertemu dengan Chanyeol yang kaku dan dingin. Sungguh Luhan tidak habis
fikir,apa penyebab Chanyeol berubah seperti ini? Membuat dadanya terasa sesak.
Fikirannya semakin kalut dan Luhan kini hanya bisa menangis dibalik pintu
kamarnya sendiri.
Begitu pula dengan Chanyeol yang juga tengah menangis dalam
diam dibalkon kamarnya,dirinya benar-benar merasa bersalah akan sikapnya yang
kembali dingin kepada Luhan tapi dirinya juga sakit hati ketika takdir
memainkan perasaannya kembali. Membuat perasaannya kacau dan menumpahkannya
pada Luhan.
“Mian... Mianhe....”
*~*
Kelopak mata nan indah itu bergerak-gerak ketika sinar
mentari masuk menghangatkan matanya yang tengah terpejam. Tubuhnya bergerak
malas diatas kasur yang terasa sangat nyaman untuk bermalas-malasan. Kedua mata
itu kini mengerjap-ngerjapkan dengan pelan menyesuaikan cahaya yang kembali
membuat warna dalam matanya.
“Eunghh...”
Lenguhan berat itu keluar dari bibir tebal namja ini
ketika tubuhnya bangun dari ranjangnya,kaki jenjangnya sedikit bergetar ketika berpijak
pada dinginnya lantai marmer putih.
“Luhan?” racau Chanyeol sambil mengalihkan pandangannya
kearah ranjangnya kembali.
Dan kosong. Tidak ada Luhan disana.
Chanyeol memijit pelipisnya pelan ketika dirasa kepala
dan matanya berdenyut sakit. Mungkin akibat efek menangis semalam. Sungguh
Chanyeol sangat sensitive hatinya ketika membahas tentang Baekhyun. Dan inilah
akibat kesensitive-an hatinya,membuatnya rela menumpahkan kembali airmata yang 5tahun
lalu sudah disembuhkan oleh Luhan.
Chanyeol berjalan dengan langkah diseret kearah pintu
kamarnya. Mencoba mencari tahu keadaannya saat ini. Akankah baik-baik saja atau
mungkin suaminya itu akan benci dengan keegoisan Chanyeol malam itu.
‘Klek’
‘Dugh’
Chanyeol terhenyak kaget ketika tubuh Luhan jatuh
tertidur didepannya dan kepalanya jatuh tepat diatas kakinya. Matanya menatap
sendu tubuh Luhan yang masih meringkuk tidur diatas lantai, perlahan Chanyeol
berjongkok didekat Luhan. Menatap wajah polos nan lucu milik Luhan. Jemari
Chanyeol bergerak mengusap pipi yang mengkilat karena minyak wajahnya. Meski begitu Chanyeol sangat suka ketika
melihat wajah malaikatnya ini saat tertidur, begitu menyejukkan jiwa.
“Eunghh..”
Suara lenguhan Luhan membuat Chanyeol meringis
mendengarnya,dengan segera Chanyeol membopong Luhan bridal style menuju tempat
tidurnya tanpa sedikitpun membuat namja manis itu terbangun. Dengan telaten
Chanyeol menyelimuti tubuh kurus itu dengan selimut hangat. Segaris senyuman
terukir dibibir tipis milik Chanyeol melihat malaikatnya tertidur dengan
damainya .
“Tetaplah disisiku,bantu aku melupakannya. Bantu aku
menyakinkan hatiku yang kembali terombang-ambing.” Ujar Chanyeol lirih,dan
sebuah kecupan hangat dilayangkan kekening Luhan. Membuat pemilik mata indah
yang tengah tertutup itu membuka perlahan kedua kelopak matanya.
“Chanyeol?!” kaget Luhan dengan suara lirih.
Chanyeol melepas ciuman dikening Luhan,ditatapnya mata
teduh milik Luhan. Benar-benar indah dan nyaman. Keheningan tercipta diantara
mereka yang masih betah dengan posisi masing-masing,menyelami arti kehangatan
cinta dimata mereka. Sampai akhirnya sadar,kehangatan cintanya ada dimata
Luhan. Dan itu untuknya.
Yah hanya untuknya. Cinta tulus dari Luhan untuknya.
“Mianhe....”
~*~*~*~
“Apa kau sudah mengurusnya?” tanya seorang namja tinggi
nan tampan dengan tatanan rambut pirangnya menambah kuat kharisma yang dimilikinya.
“Sudah Tuan Kris.” Jawab seorang perawat dengan menenteng
sebuah map berwarna biru ditangannya.
Namja tadi yang dipanggil Kris mengangguk mengerti, “Oh
ya terus pantau kondisi adikku,karena sepertinya istrinya itu tidak benar-benar
becus merawat adikku.” Kata Kris.
Perawat tadi mengangguk tanda mengerti perintah Kris.
“Usahakan seminggu ini dia masih dirawat dirumah sakit.
Dan ingat beri peringatan keras kepada istri adikku itu jika dia lalai dalam
merawat adikku,” lanjut Kris lagi dengan tegas.
“Ne arraso Tuan.”
Perawat tadi membungkuk sebentar lalu pergi dengan cepat
dari ruangan kerja Kris. Namja yang masih betah didalam ruangan kerjanya kini
beranjak bangun dari kursi kerja miliknya. Langkahnya terhenti diambang jendela
ruangan kerjanya. Mata tajamnya menengadah kelangit biru yang diselingi awan
yang tengah bearak tertiup hembusan angin.
‘Klek’
Kris mengalihkan pandangannya dan kini tak jauh dari
hadapannya telah berdiri sosok Sehun dengan masih memakai baju pasien. Kris bisa
menangkap jelas tatapan Sehun saat ini kepadanya. Tatapan penuh luka. Dan Kris
benci itu. Karena sampai kapanpun perasaan ini akan tetap sama, tetap mencintai
adiknya itu.
“Sehun?” lirih Kris.
“Aku membencimu Hyung!”
Dengar? Suara indah itu kini bergetar,menahan isak tangis
yang mungkin saja bisa meledak saat ini juga.
Dengan langkah pelan Kris berjalan mendekat kearah
Sehun,lalu mengunci pintu kerjanya agar tidak ada yang masuk tiba-tiba
keruangannya. Sehun sendiri masih terdiam ditempatnya. Hatinya terus menahan
cairan asin nan bening yang kini mulai membendung dipelupuk matanya dan siap
kapan saja meluncur menetes membasahi pipi saljunya.
“Hyung...” lirih Sehun ketika kedua tangan Kris melingkar
dipinggangnya dan kepalanya yang ditumpukan dipundaknya.
“Hmmmmm” sahut Kris sekenanya.
“Kenapa kau melakukan ini? Kenapa?” tanya Sehun pelan
masih dengan suaranya yang bergetar.
Hening... tidak ada jawaban sama sekali dari Kris.
“Aku mohon berhentilah menjahati Baekhyun, dia suamiku
Hyung, dan kau-“
“Aku merindukanmu Sehun-ah.” Ujar lirih Kris dengan suara
beratnya yang sangat terdengar jelas ditelinga kiri Sehun.
Dan Sehun terhenyak ketika pundaknya mulai terasa
basah,Sehun tahu dan sangat tahu bahwa Kris kini tengah menangis dipundaknya
dan itu membuat hati Sehun terasa semakin sesak ketika isakan itu lolos dari
mulut Kris. Ini kedua kalinya dirinya melihat sosok Kris yang kuat kini rapuh
karenanya. Rapuh akan cintanya.
“Aku mencintaimu Sehun-ah,sampai detik inipun aku masih
sangat mencintaimu meski.......”
Sehun menutup matanya ketika suara berat itu belum
sanggup melengkapi perkataannya.
“Meski kita bersaudara dan kau telah dimiliki oleh namja
itu.” Lanjut Kris.
‘Tes’
Runtuh sudah pertahanan Sehun,airmata itu kini mulai menetes
keluar dari sudut matanya. Sehun membalikkan tubuhnya,ditatapnya wajah Kris
yang kini memerah menahan tangis. Jemari kurus Sehun bergerak menyentuh pipi
Kris yang telah basah oleh airmatanya.
“Uljimma Hyung... uljimma...” lirih Sehun yang kini malah
terlihat terus mengeluarkan airmatanya dan terus menatap wajah Kris.
“Sehun-ah...”
“Ini yang terakhir Hyung,terakhir... kumohon.” Pinta
Sehun dengan suara bergetar nan lirih.
Kris menggeleng pelan, “Tidak bisa Hun, aku tidak bisa.
Sungguh...” jawab Kris dengan menangkupkan kedua tangannya dipipi salju milik
Sehun yang telah basah oleh airmata.
“Harusnya kau yang dilindungi,harusnya kau yang selalu
dimanja,bukan dia. Kembalilah jadi seperti yang dulu Sehun-ah. Jebal.... aku
tidak akan pernah bisa melepasmu dengan cara seperti ini.” Lanjut Kris.
Sehun tertegun mendengar penuturan dari Kris
tadi,sebegitu beratkah hati Kris untuk melepasnya? Membuatnya rapuh tentang
semua yang berkaitan dengan dirinya.
“Hyung....”
“Aku tahu Hun,sangat tahu cinta kita salah. Tapi aku juga
tidak bisa membohongi perasaan ini. Aku sungguh-sungguh Sehun-ah.” Ujar Kris
meyakinkan hati Sehun.
‘Chuu~’
Dan sebuah ciuman hangat mendarat dibibir tipis Sehun,
Kris ingin mengatakan begitu besar cintanya kepada Sehun meski 8tahun ini Sehun
selalu mencoba menghindarinya karena Kris tahu,sangat tahu itu hanya alasan
Sehun saja untuk tidak membuat dirinya maupun Kris sama-sama terluka dalam akan
cinta mereka yang tidak pernah bisa bersatu meski mereka memaksa,meski mereka menyalahi
aturan darah mereka.
Kris melepas ciuman itu,ditatapnya dalam mata sembab
Sehun yang telah berhenti mengeluarkan cairan asin nan bening. Mereka saling
merindukan tatapan saling menyayangi ini,tatapan yang saling menyakinkan dan
menguatkan untuk bertahan dengan cinta salah mereka ini. Sehun akui tatapan
tajam darimata Kris selalu menjerat hatinya,meluluhkan hatinya,menenangkan
hatinya yang selalu bimbang dan takut akan semua yang terjadi dihidupnya.
‘Brugh’
Tubuh Sehun ditidurkan diatas ranjang dimana biasa
digunakan untuk memeriksa pasien rumah sakit. Kris sendiri bergerak merangkak
diatas tubuh kurus Sehun dengan masih menatap dalam mata Sehun seolah mata itu
adalah kunci yang perlu dibuka saat ini untuk membuka kembali Sehun untuknya.
“Kris.... bagaimana kalau aku mati besok?” ujar Sehun
akhirnya memecah keheningan diantara mereka.
Kris menggeleng perlahan,”Itu tidak akan mungkin
terjadi,aku jamin itu.” Jawab Kris.
“Tapi Kris,kau bukanlah Tuhan yang bisa menjamin
hidupku.” Kata Sehun lagi.
“Ssssttttt......” jari telunjuk kanan Kris menempel
dibibir tipis Sehun untuk menghentikan ucapan Sehun yang sungguh menohok
hatinya hingga terdalam. Kris benci, sangat benci jika Sehun sudah membahas hal
ini seolah orang dicintainya pasti mati esok. Karena sampai kapanpun Kris tidak
akan pernah rela malaikatnya diambil untuk masa ini.
“Eunggghhhh......” dan lengguhan pelan keluar dari mulut
mungil Sehun ketika bibir Kris menyapu dan menyesap kulit leher putihnya dengan
lembut.
“Jangan pernah mengatakan hal omong kosong itu lagi
Sehun-ah.” Kata Kris yang masih tetap betah dalam posisinya saat ini. Mencumbu
kulit putih Sehun dan meninggalkan bekas kissmark merah yang kontras dengan
kulitnya.
“Ngghhhh....”
Dan lengguhan yang keluar kembali dari mulut Sehun
menandakan dimulainya kegiatan bercintanya dengan Kris.
~*~*~*~*~
Chanyeol dan Luhan kini tengah berada disebuah panti
asuhan lebih tepatnya,sesekali pasangan itu bermain dengan anak kecil dipanti
asuhan ini. Senyum bahagia terus tercetak dibibir Chanyeol dan Luhan ketika
anak-anak kecil yang bermain dengan mereka tertawa dan tersenyum bahagia.
Setelah puas bermain-main dengan anak-anak panti asuhan Chanyeol dan Luhan
memilih beristirahat dibawah pohon. Duduk berdampingan berdua sambil mengamati
tingkah anak-anak lucu yang sedang bermain.
“Channie... aku jadi menginginkan mereka,mereka sangat
manis dan imut...” ujar Luhan dengan sedikit mengeluarkan aegyo diwajahnya
membuat Chanyeol terkekeh dengan suara bassnya.
“Kau menyukai mereka semua?”
Luhan mengangguk dengan semangat, “Ne.. aku jadi ingin
membawa mereka semua pulang kerumah.” Ujar Luhan.
Chanyeol kembali tertawa lalu mencapit hidung bangir
milik Luhan yang kini memerah dibuatnya, “Aigooo... Nae yeobo kalau mereka mau
dibawa kerumah kita panti asuhan ini bukan panti asuhan lagi dong namanya.”
Kata Chanyeol.
Luhan memegangi hidungnya yang memerah dan sedikit sakit
akibat dicapit dengan keras oleh Chanyeol, “Ya tidak apa-apa,lagipula aku
kesepian dirumah.” Ujar Luhan sambil mempoutedkan bibirnya.
“Pilihlah salah satu untuk kita asuhmenjadi anak kita
Hannie sayang.. “ kata Chanyeol lembut sambil merengkuh sayang pinggang kurus
milik Luhan.
Luhan menghela nafasnya sesaat, “hmmm baiklah,aku
mengerti Channie. Begini bagaimana kalau kita mengambil anak yang berumur satu
atau dua tahunan? Karena sepertinya jika kita mengasuh yang sudah berumur
10tahun keatas itu cukup memberatkan.” Ujar Luhan yang dibalas dengan anggukan
kepala oleh Chanyeol.
“Arraso.. kajja kita mengatakan hal ini kepada Ahjumma
panti asuhan.” Ajak Chanyeol yang telah duluan bangkit berdiri dan mengulurkan
tangan kanannya dihadapan Luhan.
Dengan senang hati Luhan menerima uluran tangan Chanyeol
dan ikut bangkit,berdiri berdampingan dan berjalan bersama dengan tangan yang
saling berpegangan erat. Luhan menyukai Chanyeol yang seperti ini,sifatnya yang
hangat dan kadang terlewat romantis membuat Luhan terlalu jatuh terperosok pada
pesona namja jangkung ini. Begitu banyak perjuangan Luhan untuk mendapatkan
hati Chanyeol yang dulu pertama kali bertemu dengan dirinya,sangat dingin dan
acuh. 5tahun sudah berlalu dan setelah pernikahan itu Chanyeol berkata telah
mempercayakan hatinya pada Luhan,tapi sedikit keraguan dihati Luhan setelah
seminggu saat malam itu. Mungkinkah sosok itu yang membuat Chanyeol terpuruk
kembali? Bukankah dia sudah mati? Luhan menggeleng-gelengkan kepalanya pelan
membuang pikiran yang sejenak mulai menggoyahkan hatinya.
‘Aku
tidak akan pernah melepasmu,Channie.....’
#Bersambung.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar