FF [ChanLu- HunBaek] Destiny - Chapter 2




Tittle : Destiny

Author : @chaca_adiesta

Main cast :

        Byun Baekhyun
        Park Chanyeol
        Xiao Luhan
        Oh Sehun

Other Cast :
·        Pemain bisa tambah setiap partnya jika dibutuhkan ._.V

Genre : Romance, Angst, Drama.



Typos! No Plagiat! And NO SILENT RIDERS !




~oOOo~







~oOOo~



Luhan berjalan dengan senyum yang terus terkembang dibibirnya. Para tamu terus menatap takjub akan kecantikan namja cantik ini yang memakai tuxedo putih dan membawa seikat bunga mawar putih ditangannya. Dialtar sana sudah ada lelaki tampan yang dengan gagahnya menanti kehadiran namja cantik yang sebentar lagi akan sah menjadi istrinya.

Hari terindah bagi dua insan ini,karena hari ini mereka melangsungkan pernikahan dengan sangat manisnya saling berikrar janji didepan Tuhan bahwa mereka akan saling mencintai selamanya. Bersama selamanya sampai raga mereka terpisah dengan nyawanya.

Dan mengikatnya dengan tali pernikahan.



~oOOo~



Sehun dan Baekhyun tengah berjalan bersama menyusuri taman kota seoul sore itu. Senyum terus terpancar dibibir mereka,dan pegangan tangan terus mereka lakukan. Menambah kesan mesra terhadap pasangan suami-istri ini.

"Hunnie.." Panggil Baekhyun lembut.

"Hmm waeyo?" Sahut Sehun.

Baekhyun mengeratkan pelukannya pada lengan Sehun yang menandakan bahwa dia akan meminta sesuatu dan Sehun tahu itu.

"Kau ingin apa heum?"

Baekhyun terkikik,ternyata indera perasa suaminya ini benar-benar tajam.

"Bisakah kita pergi kedanau? Entah kenapa aku tiba-tiba ingin pergi kesana."


Sehun terdiam,lebih tepatnya menghentikan langkahnya. Baekhyun yang mengetahui itu langsung ikut menghentikan langkahnya.


"W-waeyo?"


Baekhyun tahu, sangat tahu kalau suaminya itu tidak akan pernah mengijinkannya kesana. Tapi dirinya benar-benar tidak bisa berbohong lagi, 5tahun di London. Menghabiskan waktu untuk pengobatan penyakitnya,berbohong kepada sosok itu kalau dirinya sudah tiada. Padahal saat itu dirinya dilarikan langsung ke London untuk mendapatkan perawatan intensif. Dan namja ini, namja yang dihadapannya saat ini yang menjadi saksi bisu detik-detik dimana mungkin saja nyawanya benar-benar akan melayang. Namja ini yang selalu mendampingi Baekhyun disaat masa-masa kritisnya. Dan namja ini pulalah yang menjadi akhir pelabuhan cinta Baekhyun,meskipun jauh dalam lubuk hatinya masih tertanam dengan indah nama sosok itu.

"Kau mau membunuhku sekarang Oh Baekhyun?" kata Sehun tajam yang sukses membuat Baekhyun menunduk seketika.

“ne ne arraso,mian.”

Sehun menghela nafasnya sesaat lalu berjalan kembali dengan diikuti Baekhyun disebelahnya. Perjalanan kali ini terasa berbeda karena Baekhyun yang sedari tadi bungkam sepanjang perjalanan membuat Sehun sedikit keki dibuatnya.

Sehun tersenyum ketika tak jauh dari tempatnya jalan-jalan diujung sana adalah taman dan Sehun fikir disanalah tempat bisa menyelesaikan masalah sepele ini. Dengan pelan langkah kaki Sehun terus berjalan menuju taman,sedangkan Baekhyun yang sedari tadi hanya diam sepanjang perjalan dengan tangan mengapit tangan kanan Sehun hanya diam,sama sekali tidak menyadari kini dia sedang berjalan kearah mana.



‘Tak’



“Aw.. ya!”

Baekhyun meringis kaget ketika Sehun membuyarkan lamunannya dengan menyentuk dahinya lumayan keras.

“Salahmu sendiri,dari tadi aku suruh duduk hanya diam saja.” Kata Sehun tanpa salah yang kini duduk dengan santai disalah satu sudut bangku taman,dekat dengan sebuah pohon oak.

“Eh? taman?”

Baekhyun yang sadarpun segera melirik sekitarnya dan benar! Sehun membawa dirinya ketaman dan Baekhyun tidak sadar akan itu.

Dengan segera Baekhyun menyusul duduk disebelah Sehun dan merebahkan kepalanya didada bidang milik Sehun. Dengan telaten Sehun mengelus lembut surai cokelat milik Baekhyun yang kini memejamkan matanya merasakan kehangatan kasih sayang yang dicurahkan suaminya ini.

“Hunnie...”

“Hmmm.. wae?”

“Anni,hanya memanggil saja. Hehe” ujar Baekhyun.



‘Cup’



Sehun mengecup lembut puncak kepala Baekhyun,menghirup sejenak aroma wangi shampo strawbery yang digunakan Baekhyun. Dan ini benar-benar manis.

“bisakah kau tersenyum lagi ? jebal jangan karena masalah seperti ini kau mendiamkanku.”


Perkataan Sehun tadi sukses membuat Baekhyun membuka matanya dan terdiam. Sakit.. terdengar jelas sekali terselip rasa kesedihan.


“Bukannya aku melarangmu kesana,hanya saja....”


Sakit,pasti sakit rasanya. Itu sangat terasa ketika dada Sehun naik turun dan itu membuat Baekhyun meringis merasakan kesakitan itu.


“Aku takut Baekki,takut memori itu terulang kembali dan menyakitimu.”


Menyakiti? Menyakiti dengan cara seperti apa? Dirinya hanya ingin pergi mengunjungi danau itu,sedikit mengingat kenangan pahit dulu. Apa ini yang dimaksud Sehun dengan menyakiti dirinya?

Baekhyunpun semakin mengeratkan pelukannya dipinggang Sehun dan Sehun tahu kalau sudah seperti ini Baekhyun tidak ingin membalas masalah ini. Sehun paham itu.

Dan keheningan itupun menyelimuti diantara mereka,sedangkan Sehun hanya masih terdiam ditempat duduknya. Menatap kosong cahaya matahari orange diufuk timur sana yang semakin tenggelam ditengah gedung-gedung tinggi yang menjulang mencakar langit. Memberikan pergantian waktu menjadi malam.


“Mianhe....”


Setelah beberapa detik tenggelam dalam keheningan akhirnya Baekhyun membuka suaranya,memecah keheningan diantara mereka. Baekhyun melepas pelukannya lalu menatap wajah Sehun intens.

“Untuk apa minta maaf,hmm?” kata Sehun sambil mengusak surai rambut cokelat Baekhyun.


‘Chu’



Baekhyun mengecup sekilas bibir Sehun, “Maaf karena selama ini aku yang menyakitimu.”

Sehun menggeleng lalu menangkupkan wajah Baekhyun, “Anniya. Aku sama sekali tidak terluka,seharusnya aku yang berbicara seperti itu chaggi.”

“Bohong!”




‘Deg’




Mata Sehun membulat seketika ketika Baekhyun menyanggahnya dan melepas kasar tangannya yang ada dikedua wajah Baekhyun.


“Kau benar-benar raja dari segala drama dikehidupan ini Oh Sehun.”


“Mwo?!”





‘Tes’





Dan cairan bening itupun keluar dari sudut mata Baekhyun membuat Sehun benar-benar terhenyak dibuatnya.


“Ya... Uljima....” kata Sehun,jemarinya mengusap aliran airmata yang kini begitu deras keluar dari sudut mata Baekhyun.


“Wae? Wae Oh Sehun? Wae?!”


Baekhyun mengguncang-guncang tubuh Sehun dengan tangan mungilnya membuat Sehun meringis dibuatnya.

“Kenapa kau terlalu mencintaiku? Huhuhu... kenapa?”
Sehun memejamkan matanya,perih. Ini sungguh perih ketika kekasihnya meragukan cintanya.

“Sudah malam,sebaiknya kita cepat pulang.” Ujar Sehun sambil menarik tangan Baekhyun untuk berdiri dari bangku tersebut.

Dan berhasil! Baekhyun mengikuti ajakannya. Perlahan tapi pasti Sehun berjalan sembari mengapit tangan Baekhyun.



Diam...



Hanya itu yang bisa Baekhyun lakukan saat ini,sungguh dirinya benar-benar bodoh! Hal seperti tadi tentu saja semakin menyakiti perasaan suaminya. Kenapa bisa dirinya meragukan cinta suaminya ini? Apakah dihatinya masih tercetak jelas nama sosok itu,membuat dirinya harus menahan kuat-kuat sentakan cinta masa lalu yang bisa membuat kapan saja emosi akan rasa itu. Mungkinkah rasa bersalah meninggalkan sosok itu dengan kebohongan yang menyelingkupi hatinya saat ini?


Baekhyun menggelengkan kepalanya pelan,mencoba mengusik fikiran itu yang kini mulai merasuki otaknya. Ditatapnya namja yang kini tengah mengapit tangannya saat ini. Wajah itu benar-benar malaikat baginya. Begitu banyak hutang yang dirasakannya saat ini kepada namja tampan ini.

“Mian...” ujar lirih Baekhyun.

“berhentilah berkata seperti itu atau aku benar-benar marah padamu.” Balas Sehun.

Dan pelukan eratpun dirasakan dilengan Sehun,dan Sehun tahu siapa pelakunya.

“Nanjeongmal Saranghae nae nampyeon.”

Sehun tersenyum mendengar penuturan Baekhyun tadi,sederhana tapi benar-benar mampu membuatnya bahagia.

“Nado... nado saranghae Oh Baekhyun.”




~oOOo~



Cahaya pagi yang hangat nan menyilaukan menyelisip masuk kedalam celah kaca jendela yang tirainya terbuka,membuat sosok cantik nan mungil menggeliat bangun dibuatnya. Sentuhan pagi yang menerpa wajahnya benar-benar terasa hangat.


“Eungh...”


Otot-otot yang terasa mengendur itu diregangkannya,lalu wajahnya berbalik kearah samping dimana namja tampan tengah tertidur dengan damainya. Jemari mungil namja cantik itu mengelus pelan pipi namja tampan yang tengah menutupkan matanya itu.

“Kau benar-benar terlihat lucu kalau sedang tertidur chaggi.”




‘Grep’




Mata namja cantik itu membelalak kaget ketika tangan besar namja tampan itu mencengkram kuat pergelangan tangannya.


“Siapa tadi yang kau bilang lucu,hmm?”


Luhan sang pelaku tersebut salah tingkah sendiri ketika Chanyeol ternyata menyadari ucapannya tadi.

“Channie.. aku kira kau sedang tidur.” Kata Luhan sambil mengerucutkan bibirnya imut.

Chanyeol terkekeh lalu mengecup kilat bibir Luhan, “Sebenarnya aku sudah bangun dari tadi.” Ujar Chanyeol

“Ya! kalau sudah bangun dari tadi kenapa tidak membangunkanku sekalian?” kesal Luhan.


Bukannya menjawab Chanyeol malah mengeratkan pelukannya pada pinggang ramping Luhan,menyenderkan kepalanya didada Luhan.


“Waktu bersama denganmu itu paling berharga untukku,jadi aku tidak ingin menyia-nyiakan waktu itu.” Kata Chanyeol

Luhan tersentuh ketika Chanyeol mengatakan itu,dan dengan rasa sayang Luhan membalas pelukan Chanyeol. Hangat dan damai. Itu yang dirasakan oleh sepasang suami ini.


“Saranghae...” lirih Chanyeol yang cukup terdengar ditelinga Luhan.

“Nado ... nado saranghae nae nampyeon..” balas Luhan.


Tanpa disadari setetes airmata keluar dari sudut mata Chanyeol,entahlah perasaan gundah benar-benar merasuk dihatinya saat ini. Memori akan kenangan sosok itu seolah menelusup kembali diotak Chanyeol. Meminta dirinya mengingat kembali kenangan pahit itu. Tapi tidak bisa,dirinya tidak mau terpuruk seperti 3tahun silam. Luhan.. hanya Luhanlah yang dirinya punya saat ini,dan dirinya tidak ingin istrinya bernasib sama seperti sosok itu.

Cincin itu,cincin itu yang mempertemukannya dengan takdir pelabuhan hatinya. Bersyukur,Chanyeol sangat bersyukur Tuhan mempertemukannya dengan malaikat ini. Hanya satu pinta Chanyeol,Tuhan selalu memberkati kehidupannya saat ini,berbahagia bersama Luhan. Selamanya....




~oOOo~




Baekhyun tengah menangis terisak disamping ranjang rumah sakit,airmata tak henti-hentinya turun membasahi pipinya ketika melihat Sehun tertidur dengan lemahnya diranjang kasur rumah sakit. Beberapa kabel penyokong keadaan Sehunpun terlihat dimana-mana. Sungguh miris.. ini seperti keadaannya 5tahun silam dan sekarang bukan dirinya yang berada diposisi itu melainkan Suaminya, yah suaminya Oh Sehun.

Penyakit jantung yang diderita berada distadium 2 memang,tapi itu tentu saja tetap membahayakan kondisinya.


“hugs.... Sehunnie... hugs...”


Dan lagi,kenapa Tuhan begitu sukanya memberikan cobaan silih berganti dikehidupannya. Dirinya benar-benar tidak mengerti,kenapa Tuhan begitu kejamnya memberikan penderitaan sebegini menyakitkan. Jangan Tuhan,dirinya mohon jangan ambil malaikat tampan yang saat ini terbaring koma. Hanya malaikat ini satu-satunya yang dirinya punya saat ini. Sungguh dirinya akan mati rasa jika Tuhan kembali dengan teganya mengambil orang yang sangat dicintainya.





‘Grep’





Baekhyun langsung mendongak kaget ketika tangannya dicengkram erat,matanya langsung kembali berdesakan mengeluarkan airmata kelegaan ketika Sehun mulai membuka matanya. Airmata itu tumpah dengan sangat deras,begitu leganya setelah 3minggu lebih suaminya itu terbaring tak berdaya diranjang rumah sakit.


“K-kenapa kau menangis,hmmm?” ujar lirih Sehun.


Baekhyun masih menangis,lalu berdiri dari tempat duduk. Dikecupnya berulang-ulang pipi tirus Sehun. Dan Sehun membalasnya dengan mengusap pelan pipi Baekhyun yang basah oleh airmata.

“Uljima.. uljima...” kata Sehun lirih yang membuat Baekhyun menghentikan aktifitasnya tadi dan menatap intens mata Sehun lalu mengecup sekilas bibir pucat nan kering milik Sehun.

“Kau merindukanku,hmm?”

Baekhyun mengangguk.

Mata Baekhyun terpejam ketika jemari kurus milik Sehun mengusak lembut surai cokelat miliknya.

“Jangan menangis lagi jebal... aku kan sudah bangun.” Ujar Sehun dengan tersenyum manis kearah Baekhyun.

“K-Kau jahat Sehunnie.. hiks... aku begitu takut saat itu. Pokoknya mulai besok tidak ada bubble tea lagi untukmu.” Kata Baekhyun dengan omelan khasnya membuat Sehun terkekeh dibuatnya.

Seharusnya memang Baekhyun melarang Sehun untuk meminum yang dingin-dingin karena itu bisa berdampak buruk bagi kesehatan jantungnya,tapi aegyo Sehun meluluhkan hatinya. Meloloskan begitu saja suaminya pergi begitu saja kekedai bubble tea tanpa meminta supir untuk mengantarkannya. Sampai akhirnya dirinya harus menerima telfon bahwa suaminya dilarikan kerumah sakit dalam keadaan sekarat.

Sehun tersenyum ketika sosok itu terus berceloteh menasehatinya,sungguh ini adalah keadaan yang Sehun suka,melihat Baekhyun menasehatinya dengan aksen sedikit marah. Bukankah itu pertanda kalau Baekhyun menyayanginya?



“sssttttt...”



Baekhyun terdiam ketika jemari telunjuk Sehun menempel dibibir tipis miliknya. Lalu tangan Sehun menarik tubuh Baekhyun agar dirinya bisa memeluknya.

Baekhyun memejamkan matanya ketika kepalanya disenderkan didada bidang milik Sehun yang masih tertempel beberapa alat pendeteksi jantungnya. Begitu hangat dan nyaman.

“Jangan sakit lagi,aku mohon...” ujar lirih Baekhyun yang sebenarnya masih terdengar ditelinga Sehun.

“Aku tidak bisa berjanji Baekhyun....” kata Sehun


“Berjuanglah demi aku.. kumohon..”


Sehun memejamkan matanya,perih sungguh perih. Jika ini bukan takdir Tuhan atas penyakit yang dideritanya saat ini apapun.. apapun yang diminta Baekhyun akan dipenuhinya. Jika ini bukan takdir Tuhan yang digariskan untuknya.




*~*



Baekhyun terlihat tengah berbelanja disalah satu sudut pusat perbelanjaan. Tangan lentiknya terlihat tengah tertempel dibibir tipisnya sedikit bingung akan barang yang kira-kira akan dibelinya setelah berbelanja sedikit beberapa makanan kesukaan dirinya dan Sehun. Langkahnya terhenti ketika melintas disalah satu stan penjual es cream. Entah mengapa memori itu kembali terputar dengan pelan menunjukkan setiap adegan ketika dirinya berebutan memilih rasa es cream dengan sosok itu. Tersenyum miris ketika dirinya sadar akan lamunannya tadi sampai dirinya tidak sadar langkah kakinya kini telah sampai didepan stan es cream.

“Silahkan mau pesan apa?” tanya petugas penjual es cream tersebut kepada Baekhyun.

Baekhyun tersenyum lalu dengan cepat dirinya memesan sebuah cup es cream sedang rasa strawberry lalu memasukkan kedalam kantong belanjaannya setelah es cream pesanannya jadi dan dirinya membayar es cream tersebut.

“Baekhyun?”

Tangan Baekhyun yang tadi serasa membeku ketika suara itu menyerukan namanya.

“Baekhyun kau kan ini?”

Baekhyun paham,sangat paham dengan suara ini. Keringat dingin mengucur keluar begitu saja dari setiap pori-pori kulit tubuhnya.





‘Grep’






‘Sreett’




Baekhyun segera melepas cengkraman tangan hangat itu ketika memegang pundaknya lalu berlari secepat mungkin dari sosok itu. Sosok yang sangat menyayanginya ketika masih sempat bersama namja yang dicintainya. Siapa lagi kalau bukan mantan mertuanya atau lebih tepatnya eomma Chanyeol.




‘Tes’




Baekhyun mengusap pelan setetes airmata yang melesak keluar dari salah satu sudut matanya. Langkahnya terus bergerak cepat keluar dari dalam pusat perbelanjaan tersebut.

Sebuah taxi berhenti tepat didepan Baekhyun setelah distop oleh Baekhyun,telinganya terus mentulikan suara panggilan eomma Chanyeol yang daritadi ikut mengejarnya dan memanggil namanya.

Sedikit mendesah lega ketika dirinya berhasil lolos dari eomma Chanyeol,pandangannya sedikit menatap sendu ketika dilihatnya dari balik kaca mobil taxi yang ditumpanginya melaju. Sungguh tidak tega dirinya melihat eomma Chanyeol terengah-engah ditepi jalan menatap kepergian dirinya dengan taxi yang ditumpanginya.


“Mianhe...” lirih Baekhyun.

“Maaf Tuan, kemana tujuan pergi anda yang bisa saya antar.”

Lamunan Baekhyun sedikit buyar lalu dengan segera menyahut pertanyaan sopir taxi tersebut, “Rumah Sakit Spine Wooridul.”

Sopir taxi tadi mengangguk mengerti yang kini menyetir mobilnya menuju kearah tujuan yang disampaikan Baekhyun.



*~*



Baekhyun terdiam melihat Sehun yang tengah tertidur dikasur rumah sakit,seulas senyuman tercipta dibibir mungilnya. Dirinya begitu takjub akan wajah laki-laki yang ada dihadapannya saat ini,begitu polos dan sungguh Baekhyun bersumpah bisa melihat sosok malaikat diwajah Sehun saat ini.

Jemari lentik Baekhyun bergerak kearah dahi Sehun membenarkan poni yang menutupi sebagian mata Sehun. Diusapnya pelan dahi Sehun yang mengeluarkan keringat dingin itu dengan handuk kering.


“Eunghhh...”


Lengguhan pelan keluar dari bibir tipis Sehun,perlahan matanya terbuka mengerjap pelan mencoba menyesuaikan setiap cahaya yang masuk kedalam indera penglihatannya. Dan satu sosok yang pertama kali dilihatnya adalah Baekhyun yang tengah terduduk disamping kasur rumah sakitnya dengan senyuman yangtercetak jelas dibibir mungilnya.

“Baekhyunnie.....” panggil Sehun pelan.

“Ne, waeyo Sehunnie?” sahut Baekhyun.

Sehun menggeleng pelan, “Anni.. hanya ingin memanggilmu saja. Hehe”

Baekhyun mengangguk tanda mengerti,sedangkan Sehun tersenyum lega karena sampai detik ini dirinya masih diberi waktu untuk bersama dengan Baekhyunnya. Yah Baekhyunnya,setidaknya dengan seperti ini dirinya bisa bersyukur karena saat dirinya membuka mata Baekhyun adalah sosok pertama yang dilihatnya.


“Kau mau makan Hunnie?” tanya Baekhyun.


Sehun mengangguk sedangkan Baekhyun kini beranjak berdiri dari tempat duduknya menuju nakas disebelah Sehun. Disana sudah tersedia makanan yang dibawakan oleh suster rumah sakit tadi. Dengan telaten Baekhyun menyuapkan sesuap demi sesuap nasi kedalam mulut Sehun.

“Cha! Tinggal satu suap lagi makananmu habis.” Kata Baekhyun senang lalu kembali menyuapkan suapan terakhir kearah mulut Sehun.

“Yey! Suamiku makan banyak hari,bagus. Setelah ini tinggal minum obat.”

Baekhyun terus berceloteh seperti seorang eomma yang sedang mengurus anaknya yang sakit. Setelah meminum obatnya Sehun benar-benar terkekeh geli melihat Baekhyun yang terus berceloteh sembari mengupas buah pear ditangannya setelah selesai menyuapkannya kedalam mulut Sehun.

“Enak kan?” tanya Baekhyun yang dibalas dengan anggukan kepala oleh Sehun.

“Ah jinjja,sebenarnya kau ini umur berapa Oh Sehun? Senyumanmu tadi benar-benar imut dan manis seperti anak kecil tahu.” Kata Baekhyun yang masih sibuk mengupas buah pear.

“Ya aku ini sudah besar tau,mukaku saja yang memang awet muda.” Ujar Sehun yang kembali membuat Baekhyun terkekeh dan menyuapkan kembali sepotong buah pear kedalam mulut Sehun.

“Ah ya ya terserah apa katamu,yang jelas perkataanku tadi benar apadanya. Aish aigoo aku seperti sedang mengurus adikku saja.”

“Ya!”

Dan tawa bahagia keluar langsung dari kedua namja ini yang sedari tadi berseteru ringan didalam ruang rawat Sehun.

“Mmm besok bagaimana kalau kita keluar jalan-jalan sebentar.” Ajak Sehun yang dibalas dengan gelengan kepala oleh Baekhyun.

“Ayolah Chaggi... sekali ini saja,aku bosan berada diruangan seperti ini terus-terusan. Kau tidak kasihan denganku?” Kata Sehun sambil mengerucutkan bibirnya dengan imut.

Baekhyun menghela nafasnya inilah kelemahannya,aegyo Sehun benar-benar bisa meluluhkan hatinya. “Baiklah,besok kita jalan-jalan. Tapi hanya sebentar.”

Sehun yang mendengarnya langsung menegakkan tubuhnya dan tersenyum dengan riang, “Hoaaaa~~ jeongmal gomawo Baekki...” kata Sehun sambil memeluk erat Baekhyun yang dibalas dengan pelukan hangat oleh Baekhyun.





*~*





Seandainya kau tahu
Aku disini meringkuk sakit
Seringkali aku mencoba memendam rasa sakit dan sesak ini..
Tapi nyatanya tidak bisa...



Selagi mata ini kembali bisa melihatmu
Tangan ini kembali merasakan halus dan lembutnya kulitmu
Telinga ini mendengar suaramu...
Mengapa? Mengapa kau begitu tega menyakitiku...


Chanyeol dan Luhan tengah menghabiskan waktu akhir pekan mereka ditaman kota. Luhan dengan senangnya terus berlarian ditaman. Bersikap ramah terhadap keluarga yang kebetulan juga sedang menghabiskan waktunya ditempat ini. Luhan berulang kali tertawa bahagia ketika dirinya ikut bermain dengan anak kecil dari keluarga itu.



‘Manis dan bahagia.’



Itu kesan yang Chanyeol lihat dari sosok Luhan saat ini. Mungkin apa yang Luhan inginkan 4bulan yang lalu akan Chanyeol pikirkan kembali,mengasuh anak yang diambil dari panti asuhan. Dan setelah Chanyeol pikir-pikir itu tidak buruk.


“Channie...”


Chanyeol kembali sadar dari dunia lamunannya ketika suara Luhan memanggilnya,dan dia telah duduk disamping Chanyeol yang duduk sendiri disebuah bangku taman tepat dibawah pohon oak.


“Ne Hannie..” sahut Chanyeol cepat.

“Kajja kita pulang,lihat hari sudah menjelang malam.” Kata Luhan membuat Chanyeol melihat sekelilingnya dan benar saja. Lampu-lampu taman sudah mulai menyala dan hari sudah mulai petang.


“ah iya,kalau begitu ayo kita pulang sekarang.” Ujar Chanyeol sembari bangkit dari bangku yang disinggahinya diikuti Luhan.


Chanyeol dan Luhan pun berjalan beriringan keluar dari taman dengan saling bergandengan tangan dengan mesra.


“Kamu lapar?”


Luhan mengangguk.


“Baiklah malam ini kita makan diluar,bagaimana? Kau mau?”

“Tentu saja! Ayo-ayo! Aku sudah lapar tau..”


Chanyeol tersenyum ketika melihat tingkah antusias Luhan yang kini sudah bergegas masuk kedalam mobil.




“Ya Oh Sehun!! Berani-beraninya kau menciumku!!”




Tubuh Chanyeol membeku seketika disamping pintu mobilnya. ‘Suara itu..’ batin Chanyeol


Chanyeol langsung membalikkan tubuhnya dan kembali tubuhnya menegang seketika ketika kedua manik matanya melihat dengan jelas sosok itu berdiri dan tengah tertawa bersama dengan seorang laki-laki.


Matanya sama sekali tidak berkedip mengikuti sosok itu yang terus berjalan menjauh diseberang jalan sana,berbaur dengan para pejalan kaki lainnya.


“Channie... kau kenapa?” tanya Luhan yang sengaja keluar kembali dari dalam mobil dan menghampiri Chanyeol.

“Channie...”

Kembali Luhan memanggil Chanyeol karena panggilan pertamanya tidak ada sahutan sama sekali darinya.

“Channie !!”

“ah ya! Luhan kau tunggu disini sebentar. Aku mau kesana,ada urusan sebentar.”


Luhan terperangah ketika Chanyeol meninggalkannya begitu saja,berlari menyebrangi jalan dan terkesan tergesa-gesa seperti sedang memburu seseorang membuat Luhan bingung dibuatnya.

“Apa urusan itu? Sehingga membuatmu tega meninggalkanku sendiri disini tanpa alasan yang jelas.”



*~*



Tubuh tinggi nan tegap Chanyeol langsung berlari menembus kerumunan orang-orang yang tengah berjalan. Langkah dan matanya sama sekali tidak pernah berhenti dan lepas mengejar sosok itu. Jantungnya berdegup kencang disetiap langkahnya ketika dirasa semakin dengan sosok itu.



Hingga akhirnya.....






‘Greph’







Chanyeol berhasil meraih tangan mungil itu,membuat sosok itu membalikkan tubuhnya.


“Baekhyun...”


Tubuh Baekhyun menegang ketika Chanyeol menemukan dirinya. Mata tajam Chanyeol saling bertemu dengan mata teduh Baekhyun.



“Baekhyunnie...”



Baekhyun kembali sadar ketika suara Sehun dari kejauhan
memanggilnya,dengan cepat Baekhyun melepas cengkraman tangan Chanyeol.


“Maaf,sepertinya kau salah orang.” Kata Baekhyun lalu berlari secepat mungkin kearah Sehun lalu memeluk erat lengan kekar nan kurus milik Sehun seolah tengah mencoba menutupi sesuatu,


“Mianhe Yeol..”








*~* Bersambung *~*




Coment nya jangan lupa buat yang sudah baca ^o^


Tidak ada komentar:

Posting Komentar